welcome to my bLog

ini blog litha,, jarang2 dbuka jg si..

Kamis, 12 Maret 2009

PTAT-comment bout film

Yaaaaaaaaa….

Mendapatkan air bersih memang masalah yang perlu ditnggapi serius sekarang ini.

Apalgi untuk orang-orang yang kurang beruntung, untuk mendapatkan air bersih aja harus pake usaha dulu. Ada yang beli dengan harga mahal ada juga yang mesti jalan sampe kiloan meter Cuma untuk mendapatkan air bersih. Makanya,, kita sebagai salah satu makhluk Tuhan yang cukup beruntung harus bisa memanfaatkan air sebaik-baiknya. Menggunakan seperlunya dan apa aja deh yang penting, agar air tu bisa lestari (hehe). Maksudnya, biar sampe nanti-nanti kita masih bias menikmati air bersih. Asik gak tuh…


Btw, tanpa kita sadari kita juga berperan dalam pencemaran air loh! Contoh sederhananya aja nich, tiap hari kan kita mandi pake sabun tuh, truz nyuci baju pake deterjen, nyucii piring juga pake sabun, belum lagi kegiatan rumah tangga lainnya. Air yang udah kita pake buat yang tadi-tadi itu bias mencemari air dan air tanah!!! Tapi, ya mau gimana lagi daripada gak mandi, baju gak kecuci, hehe. Nah yang kayak gitu tadi biasanya dikenal dengan limbah rumah tangga, kalo bahasa kerennya dikenal dengan limbah domestik. Itu baru yang skala kecil loh,, belum lagi untuk limbah dengan skala yang lebih besar kayak limbah industri. Biasanya sih, industri-industri engan untuk mengelola limbah secara bener-bener, alasannya sie bias membengkakkan biaya operasional (bener2 ga tanggung jawab dEh!).


Sebaiknya banget nih ya, limbah itu dapat dikelola dengan baik sampe setidak-tidaknya aman untuk dilepas ke lingkungan. Sedikit banya dampak dari limbah itu juga akan mengenai kita, maksudnya kita juga bias kena dampaknya walopun gak secara langsung, apalagi yang terkena dampak langsungnya kebayang gak sih gimana mendertanya mereka. Yang sangat disayangkan pemerintah dinilai kurang tegas dalam upaya penyelamatan lingkungan. Mereka senantiasa memberikan kelonggaran kepada perusahaan atau kelompok-kelompok yang tidak bertanggung jawab.


Jadi,, apa yang kira-kira dapat kita lakukan untuk pelestarian air bersih…???

Bisa dimulai dengan aksi sederhana mulai menghemat penggunaan air, membuat saluran pembuangan sebagaimana mestinya, menjaga lingkungan sekitar tetap bersih, menjaga sumber air dari pencemaran hingga melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan. Masih banyak lagi sih yang dapat kita lakukan, tapi aku bingung pengen jelasinnya..


Perlu diingat juga, beban moral yang harus kita tanggung kepada anak cucu kita bila tidak dapat melestarikan air bersih..

Hidup tanpa air,,, what the hel*??!!

Mikro-Jamur

Talitha Feby Herda S

H1E107034

Aphanomyces



Cendawan Aphanomyces memiliki miselium berdiameter 5-15 mikron dan sedikit bercabang. Zoospora muncul pada ujung sporangium dalam bentuk memanjang kemudian menjadi kista di sekitar ujung sporangium. Hifa bercabang, tidak bersepta, dan berpigmen (Alderman, 1982 dalam Mulyani, 2006).

Klasifikasi cendawan Aphanomyces menurut Scott (1961) dalam Mulyani (2006) adalah sebagai berikut :

Filum : Phycomycetes

Kelas : Oomycetes

Ordo : Saprolegnialis

Famili : Saprolegniaceae

Genus :

Menurut Robert et al. (1978) dalam Mulyani (2006), salah satu cirri parasi cendawan ini adalah menghasilkan kantung spora lebih dari satu dan keluar dari tengah (samping) hifa, sedangkan cirri saprofitik hanya menghasilkan satu kantung spora yang keluar dari bagian terminal (ujung hifa). Cendawan ini merupakan penyebab utama penyakit EUS (ulceratif epizootic syndrome) pada ikan (Rukyani, 1994 dalam Mulyani, 2006). Gejala klinis dari EUS antara lain bercak putih pada daging bawah kutikula (terlihat jelas di bawah mikroskop), dan pada beberapa kasus timbul warna kecoklatan pada kutikula atau otot.

Pada umumnya penyakit EUS yang diakibatkan oleh Aphanomyces sp. Sering terjadi pada alkalinitas rendah dan pH perairan yang rendah. Perairan asam merupakan daerah yang mudah dikuasai oleh cendawan akuatik berkisar antara pH 4-7 (Griffin, 1981 dalam Rahman, 2003). Beberapa usaha telah berhasil dilakukan untuk mencegah serangan cendawan ini adalah menikka pH dan alkalinitas dengan cara pengapuran (Lilley et al, 1992 dalam Rahman, 2003). Nilai alkalinitas yang baik pada budidaya secara umum berkisar 10-400 ppm, sedangkan pH yang baik adalah 7-8.5 (Suyanto, 1992 dalam Rahman, 2003).

Beberapa ciri cendawan Achlya hampir mirip dengan Saprolegnia. Perbedaan yang terlihat antara lain adalah sporangium yang terbentuk di ujung hifa, hifa bercabang dan transparan. Selain itu, cendawan ini memiliki tiga tahap zoospora yang disebut polyplanetism, zoospora keluar secara bergerombol dan selanjutnya terbentuk zoospora sekunder dan tersier. Pembentukan siste primer terjadi di mulut sporangium, dan zoospora masih bergerombol. Pembentukan sporangium kedua dengan cara membentuk cabang di bawah sporangium utama yang telah kosong. Pada reproduksi seksual, setiap oogonia menghasilkan 1-10 oospora (Sharma, 1989 dalam Mulyani, 2006).